Advertisement

Mengilustrasikan Gambaran Kongkrit Tentang Hubungan Realitas dengan Filsafat

Sumber Daya Pikiran - Filsafat adalah studi tentang pencarian hakikat dan kebenaran atas segala sesuatu. Dalam filsafat, kebanyakan orang akan memulai
Ilustrasi - National Geographic

Sumber Daya Pikiran - Filsafat adalah studi tentang pencarian hakikat dan kebenaran atas segala sesuatu. Dalam filsafat, kebanyakan orang akan memulainya dengan pertanyaan skeptis tentang hakikat dari suatu hal, sebelum lebih jauh menelisik ke dalam analisa yang mendalam tentang segala sesuatu. Dalam Filsafat mencakup berbagai pertanyaan yang esensial, dimulai dari pertanyaan tentang konsep-konsep dasar dari eksistensi, elaborasi pengetahuan, perspektif nilai, moral, etika, logika, dan apapun yang berkaitan dengan keadilan.

Mempelajari filsafat bukanlah perihal yang mudah, karena ketekunan dan kesadaran yang utuh dibutuhkan dalam menerjemahkan setiap pemikiran secara jernih dan mendalam. Para pemikir ulung, yang orang kenal julukannya sebagai filsuf, memusatkan objek kehidupan yang melekat kepada dirinya sebagai tugas mulia untuk mencari kebenaran. Alasannya, tentu dikarenakan filsuf merupakan para pionir spiritual, yang memiliki komitmen terhadap argumentasi intelektual dalam menerjemahkan segala fenomena yang terjadi di tengah masyarakat.

Para filsuf telah memilih untuk menapaki jalan panjang menuju pemahaman mendalam tentang esensi kehidupan. Semua usaha yang mereka lakukan dalam hidup tidak pernah lepas dari motif untuk menjawab pertanyaan yang terlintas dalam kepala mereka masing-masing. Sebuah pertanyaan yang diawali dengan kata "kenapa?". Rangkaian panjang dari perjalanan seumur hidup yang dilakukan oleh para filsuf adalah langkah untuk menerjemahkan masalah-masalah kompleks dan membaginya ke dalam komponen-komponen kecil.

Pada hakikatnya, filsafat tumbuh dari keinginan manusia untuk memahami kebenaran yang mendasari pertanyaan tentang eksistensi dan kehidupan. Dalam langkahnya, para filsuf berupaya untuk membuka pintu masuk ke dalam dunia ilmu pengetahuan yang luas dan menyelam secara mendalam. Semua pertanyaan mendasar yang pada gilirannya menjadi langkah kecil untuk melanjutkan tahapan menemukan kebenaran, yang sangat berguna untuk mendasari langkah-langkah selanjutnya.

Keresahan yang terjadi di tengah masyarakat, selalu dimulai dengan pertanyaan "kenapa?”. Perasaan tidak puas yang mereka hadapi saat bersinggungan dengan realita sebagaimana yang tampak di permukaan memaksa mereka untuk keluar secara lebih mendalam menyelami akar masalah dan memulai penyelidikan esensial dari setiap fenomena yang mereka temukan. Pertanyaan ini adalah bagian penting yang berusaha untuk memahami, melakukan perincian, dan mencari jawaban kehidupan ke dalam komponen-komponen yang dapat diartikulasikan dengan kata-kata yang lebih sederhana.

Dalam menemukan jawaban atas permasalahan, para filsuf memandang durasi panjang dari kehidupan hanyalah gabungan teka-teki raksasa yang dapat diurai menjadi bagian-bagian lebih kecil. Para filsuf menggunakan logika dan rasionalitas yang mereka miliki untuk merinci setiap temuan dan menguraikannya ke dalam asumsi kebenaran dan membuka jalan untuk pemahaman yang lebih mendalam. Para filsuf menciptakan landasan untuk memberikan solusi yang lebih menyeluruh.

Filsafat bukanlah petualangan yang singkat, bukan sesuatu yang bisa didapatkan secara instan. Sebaliknya, menerjemahkan segala pengalaman yang sulit ke dalam perjalanan seumur hidup adalah tugas yang berat dan berlangsung seumur hidup. Menjawab setiap pertanyaan "kenapa?" tentu saja membawa mereka secara lebih dalam ke arah pemahaman. Secara inheren, garis waktu yang mereka lakukan membentuk rangkaian panjang yang mencatat sejarah kehidupan dan mengabadikan pemikiran mereka. Jalan filsafat adalah jalan ninja yang penuh lika-liku, dengan tantangan yang perlu dilakukan di setiap tahapannya, yakni memberikan pemahaman baru dan interpretasi atas makna sosial yang terjadi.

Sebuah pertanyaan tentu saja digaungkan oleh sebagian orang. Mengapa filsuf mau menempuh perjalanan panjang itu? Jawabannya terletak pada hasrat mereka untuk menemukan kebahagiaan sejati. Dalam mencari kebenaran, para filsuf akan menemukan kepuasan spiritual yang secara rutin mengasah kemampuan intelektual yang mereka miliki. Bagi mereka, Kebahagiaan sejati adalah hasil dari kepuasan yang mereka peroleh dari kemampuan untuk memahami realitas kehidupan secara menyeluruh. Kemampuan ini tentu perlu diiringi dengan keberanian untuk secara konfrontatif mempertanyakan dan menggali setiap aspek kehidupan.

Jalan yang dilalui oleh para Filsuf tidak dilewati dengan rute perjalanan mencari kebenaran yang nyaman, tetapi perlu berhadapan dengan segala norma sosial yang berlaku di tengah masyarakat, yang sesekali ditolak validitasnya. Menyelami wilayah-wilayah gelap dari kebenaran dan bersinggungan dengan problematika dari seluruh kehidupan manusia yang seutuhnya.

Dalam menghadapi kebenaran yang sulit diterima oleh kebanyakan telinga masyarakat, para filsuf tidak lupa juga untuk beradaptasi dengan perubahan sosial yang terjadi secara berkesinambungan, menciptakan sirkuit perubahan demi perubahan. Para filsuf juga membuka diri terhadap kenyataan pahit yang mereka terima setelah melihat berantakannya kondisi moral, keterpurukan sosial, dan keterasingan diri dari orang-orang secara eksistensial. Dalam menempuhnya tentu dibutuhkan keberanian untuk dapat membangun fondasi kebijaksanaan.

Keterbukaan terhadap kebenaran, termasuk yang sulit diterima oleh akal manusia. Kebenaran selalu menjauhkan kita dari realitas imajiner yang telah melekat ke dalam diri, menyadari realita membuat kita merasakan keterasingan yang hebat. Ada alasan-alasan eksistensial yang melatarbelakanginya. Namun, berani untuk mengambil takdir dan menempuh jalan kebenaran akan membawa kesadaran diri pada tingkatan yang mendalam.

Kehidupan tanpa ilusi yang ditimbulkan oleh norma sosial telah dikontruksikan jauh sebelum manusia-manusia ini lahir memberikan keterbatasan dan perasaan terkekang. Namun, dengan menempuh jalan sunyi dari para seniman pikiran inilah kita akan dapat ikut merasakan kebebasan dan kepuasan batin. Kesadaran diri yang timbul dari hasil perjalanan filosofis yang para filsuf lakukan adalah tahapan yang pertama dan menjadi kunci untuk menemukan kebahagiaan sejati.

Menyaksikan bahwa kecepatan informasi yang terjadi di era modern, ditambah dengan hubungan antar manusia yang berlangsung dengan sangat rumit, membuat tuntutan yang perlu dilakukan oleh seseorang meningkat pesat. Walaupun begitu, dalam setiap sendi kehidupan, dimana moral dijunjung setinggi langit dan hukum dirasakan perlu untuk menciptakan keadilan, subjek tentang filsafat tetap relevan. 

Pertanyaan-pertanyaan lanjutan dari "kenapa?" tetap menjadi dasar untuk memahami dan memberikan sikap atas realitas yang terus berkembang seiring zaman. Keterbukaan dan keberanian yang mereka tunjukan dalam menghadapi kehidupan yang berlangsung secara kompleks membuat para filsuf menjadi peran yang masih sangat dibutuhkan hingga dekade ini.

Taqiyuddin

Taqiyuddin

Seorang penulis lepas yang mencari sudut-sudut kedamaian dalam hidup

Posting Komentar

Rekomendasi Artikel