Sumber Daya Pikiran - Kapitalisme adalah sistem ekonomi dan sosial yang telah mendominasi dunia sejak abad ke-18. Walau kapitalisme diyakini oleh sebagian besar orang memiliki pengaruh pada perhitungan tentang pertumbuhan ekonomi, kapitalisasi yang diciptakan oleh pasar bebas ala kapitalisme telah merangsek masuk ke berbagai sudut dalam kehidupan bermasyarakat. Analisis kritis tentang kapitalisme sebagai salah satu sistem ekonomi utama yang telah membentuk masyarakat modern.
Akumulasi modal kapital, adalah salah satu gagasan yang dihadirkan oleh ekonom sosialis, Karl Marx. Marx memahami bahwa kapitalisme adalah sistem yang didasarkan pada produksi untuk mendapatkan keuntungan. Dalam sistem ini, pemilik modal berinvestasi untuk menghasilkan lebih banyak modal, yang kita kenal sebagai akumulasi kapital. Namun, dalam proses akumulasi keuntungan ini, pekerja sering kali dieksploitasi. Nilai upah yang diberikan seringkali tidak setimpal dengan beban kerja yang diberikan, karena nilai kerja mereka digunakan untuk menghasilkan keuntungan bagi pemilik modal.
Menelisik masuk ke dalam praktik kapitalisme kontemporer, fenomena akumulasi kapital tetap menjadi karakteristik utama di dunia modern. Perusahaan besar dan perbankan global terus meningkatkan kekayaan mereka melalui investasi dan ekspansi, yang menghasilkan ketidaksetaraan ekstrem, di mana sejumlah kecil orang menguasai sebagian besar kekayaan dunia. Salah satu riset yang dilakukan oleh Richard Koch, yang menyatakan kalau 80% kekayaan di dunia dimiliki tidak lebih dari 20% orang saja. Sebuah akumulasi sederhana yang menggulung dan mengakibatkan banyak orang tidak dapat mengakses sumber kehidupan yang mereka butuhkan.
Apalagi, di dunia modern segala jenis kegiatan sosial telah banyak beralih fungsi sebagai layanan jasa. Menghadapi kapitalisme modern, tentu kita harus melihat kapitalisme sebagai Peluang ataupun ancaman bagi kehidupan sosial. Hal ini berguna untuk mengantisipasi krisis ekonomi dalam kapitalisme yang mungkin saja terjadi sewaktu-waktu.
Krisis keuangan pernah kita saksikan selama beberapa decade terakhir, salah satunya krisis keuangan di Amerika dan Eropa pada tahun 2008. Sebuah krisis ekonomi yang terjadi akibat menggeliatnya industri property yang disokong oleh penawaran pinjaman oleh perbankan di Amerika dan Eropa. Akibatnya, rangkaian panjang krisis keuangan berlangsung lama dan membutuhkan hampir 10 tahun untuk dapat dipulihkan.
Angka kemiskinan di Amerika Serikat naik, tingkat pengangguran tinggi, lowongan kerja semakin sedikit dan semakin banyak pengangguran yang kehilangan rumah beserta asetnya karna kebangkrutan nilai dan tingginya nilai inflasi pasca krisis ekonomi 2008. Hal ini mungkin seiring dengan pandangan Marx bahwa, kapitalisme cenderung mengalami krisis berulang kali karena tendensi terhadap produksi berlebih dan penurunan tingkat keuntungan.
Krisis ekonomi seperti krisis keuangan global 2008 adalah contoh bagaimana analisis Marx tentang kapitalisme dengan jelas memprediksi potensi kerentanan dalam sistem ekonomi ini. Krisis semacam ini sering kali memengaruhi pekerja dengan cara yang sangat merugikan, sementara pemilik modal sering mendapatkan dukungan pemerintah untuk memperbaiki situasi mereka.
Marx juga memandang bahwa konsep eksploitasi dan alienasi juga dapat dijadikan pisau analisa dalam melihat tantangan dalam era kapitalistik. Monopoli dari korporasi yang telah bertengger di jajaran puncak bisnis dan kekayaan tentu menghambat dalam persaingan inovasi dan kurang mempertimbangkan pekerja sebagai aspek yang berperan penting dalam perindustrian.
Pengambilan nilai kerja pekerja oleh pegawai di tingkat top level perusahaan, mengakibatkan pekerja di tingkat bottom level mendapatkan upah yang minim, bahkan kalaupun mereka adalah sumber utama dari komoditas yang menguntungkan bagi perusahaan, hal ini tidak akan merubah fakta bahwa status sosial dalam kapitalisme mengakibatkan Hierarki.
Secara efisien hierarki memang mengakumulasikan modal, namun menciptakan ketinpangan. Dalam hal ini kita dapat melihat bahwa hierarki yang terjadi di banyak Korporasi menciptakan Aliensi. Jajatan direksi perusahaan menciptakan Hustle Culture sebagai pola pikir pegawainya sebagai motivasi untuk dapat bertengger di puncak rantai produksi, persis sebagaimana mereka berada.
Jajaran pegawai memang perlu untuk bekerja keras karena status ekonomi mereka sebagai pekerja tidak memungkinkan untuk mengakumulasi modal untuk berlibur selama seminggu di Canggu, Bali.
Pekerja kehilangan makna kerja sebagai sebuah proses penemuan jati diri, dan mengalokasikannya sebagai proses untuk memenuhi kebutuhan hidup mereka yang semakin terdesak oleh meningkatnya inflasi di tataran Makro ekonomi. Salah satu hal yang mendasari kenapa si Kaya menjadi semakin kaya, dan si miskin menjadi semakin miskin.
Kapitalisme selalu lekat hubungannya dengan karakter imperialis, sebagaimana negara imperial Belanda dengan VOC nya masuk ke Indonesia. Marx melihat bahwa negara-negara kapitalis tumbuh dan berkembang semakin maju dengan mencari sumber daya dan pasar baru di negara-negara berkembang. Sialnya, kebanyaan dari negara-negara ini adalah negara yang dahulu mengalami kolonialisme dari negara barat.
Salah satu penyebab ketidaksetaraan ekonomi domestik di negara maju semakin meluas dengan penyebaran komoditasnya ke negara-negara berkembang. Eksploitasi sumber daya alam, pekerja, pasar negara berkembang dan penindasan politik di banyak bagian dunia tersebar secara merata melalui keindahan dari pasar bebas yang dibawa oleh kapitalisme dari negara-negara di Barat yang saat ini masuk dalam kategori negara maju.
Demikian, analisa Marx tentang peluang dan ancaman kapitalisme terjawab dengan kehadiran praktik kapitalis kontemporer, yang semakin meluas dan tersebar lewat kerjasama internasional dalam perdagangan dan konsep pasar bebas yang menginklusifkan komoditas bukan lagi berdasarkan nilai, namun bergantung pada harga.
Meskipun Buku Das Kaputal karya Marx ditulis dan diterbitkan pada abad ke-19, banyak konsep yang dikembangkan olehnya tetap relevan dalam memahami tantangan yang dihadapi oleh masyarakat modern. Kritiknya tentang kapitalisme yang mengakibatkan ketidaksetaraan ekonomi, krisis keuangan, masalah eksploitasi Pekerja dan ketimpangan pasar yang dihasilkannya tergambar dengan jelas.
Analisis Marx dapat digunakan sebagai alat bedah untuk menganalisis, mengkritik, dan memahami fenomena sosial dan ekonomi saat ini untuk menjalani perdebatan sosial dan ekonomi kontemporer, pemikiran Marxis tetap menjadi sumber daya yang potensial untuk mengkritik realitas yang sudah semakn terdistorsi oleh capitalism Abad ke-21.